Channel

Channel

Pages - Menu

Thursday, August 15, 2013

PSIKOLOGI KEPELATIHAN OLAHRAGA

Menjual buku psikologi olahraga

Oleh : Bermanhot Simbolon, S. Pd., Sp. Karate

A. PSIKOLOGI

Psikologi berasal dari bahasa Yunani yaitu psyche dan logos. Psyche berarti jiwa, sukma, dan roh, logos berati ilmu pengetahuan atau studi secara harfiah.

PSIKOLOGI Adalah ilmu tentang jiwa

PSIKOLOG Ilmu yang mempelajari PERILAKU manusia.

PERILAKU adalah semua hal yang dilakukan oleh manusia.

B. PENGERTIAN PELATIH, MELATIH, BERLATIH, DAN KEPELATIHAN

Pelatih adalah orang yang memberikan bimbingan serta tuntunan kepada atlet agar dapat tercapai prestasi yang optimal.
Melatih adalah aktifitas pelatih dalam menyiapkan dan menciptakan situasi lingkungan latihan sebaik mungkin dalam konteksnya dengan atlet dalam mentransformasikan pengetahuan dan keterampilan olahraga, sehingga terjadi proses berlatih secara efektif dan efisien untuk mencapai sasaran tujuan latihan pada saat itu.
Berlatih adalah belajar dan membiasakan diri agar mampu (dapat) dan menjadi biasa melakukan sesuatu: dia menjadi seorang ahli setelah ~ bertahun-tahun.
Kepelatihan adalah ilmu yang mempelajari tentang pelatih dan bagaimana melatih, dalam hal ini melatih atlet.

C. PSIKOLOGI KEPELATIHAN

Psikologi Kepelatihan Ilmu yang mempelajari perilaku manusia dalam aktivitas olahraga yang berkaitan dengan tingkahlaku dan pengalaman individu ataupun kelompok individu yang terjadi dalam proses interaksi antara pelatih dan atlet serta gejala-gejala yang timbul sebagai akibat perlakukan yang diberikan pelatih.

1. Tujuan mempelajari Psikologi Kepelatihan

Understanding :Memiliki Pengetahuan tentang konsepkonsep dan prinsip-prinsip psikologi yang umumnya mendasari tingkah laku.

Predicting: Berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya, diharapkan mampu mendeteksi
permasalahanpermasalahan psikologis yang terjadi di lapangan.

Controlling : mampu menguasai dirinya dan terampil mengatasi permasalahan kepelatihan dengan Psikologis.

2. Manfaat Mempelajari Psikologi Kepelatihan

v     Memahami gejala-gejala psikologis yang terjadi pada diri atlet.
v     Memahami gejala-gejala psikologis yang dapat mempengaruhi meningkat atau merosotnya prestasi atlet.
v     Memprediksi kemungkinan-kemungkinan dampak psikologis yang menguntungkan atau merugikan atlet.
v     Melakukan tindakan-tindakan yang tepat sesuai dengan keadaan dan perkembangan psikologis atlet.

Weinberg dan Gould (1995)

Dua tujuan dasar: Mempelajari bagaimana faktor psikologi mempengaruhi performance fisik individu Memahami bagaimana partisipasi dalam olahraga dan latihan mempengaruhi perkembangan individu termasuk kesehatan dan kesejahteraan hidupnya.

Weinberg dan Gould (1995)

Psikologi olahraga secara spesifik diarahkan untuk: Membantu para profesional dalam membantu atlet bintang mencapai prestasi puncak Membantu anak-anak, penderita cacat dan orangtua untuk bisa hidup lebih bugar Meneliti faktor psikologis dalam aktivitas olahraga dan
Memanfaatkan aktivitas olahraga sebagai alat terapi, misalnya untuk terapi depresi (Weinberg & Gould, 1995).

Weinberg dan Gould Dalam prakteknya biasanya memang terjadi saling mengisi, dan kaitan keduanya demikian eratnya sehingga menjadi sulit untuk dipisahkan.


3. Perbedaan Psikologi Olahraga dan  Psikologi Kepelatihan

Perbedaan Psikologi Olahraga dan  Psikologi Kepelatihan

Anshel (1997); Seraganian (1993);
Willis & Campbell (1992)
Psikologi Olahraga

Psikologi Kepelatihan
Diarahkan pada hubungan psikofisiologis misalnya responsi somatik mempengaruhi kognisi, emosi dan performance
Diarahkan pada aspek kognitif, situasional dan psikofisiologis yang mempengaruhi PERILAKU PELAKUNYA, bukan mengkaji
PERFORMANCE OLAHRAGA SEORANG ATLET Adapun topik dalam psikologi kepelatihan misalnya mencakup dampak aktivitas fisik terhadap emosi pelaku serta kecenderungan (disposisi) psikologis, alasan untuk ikut serta atau menghentikan kegiatan olahraga, perubahan pribadi sebagai dampak perbaikan kondisi tubuh atas hasil latihan
olahraga dan lain sebagainya (Anshel, 1997).
Lebih diarahkan pada kemampuan prestatif
pelakunya yang bersifat kompetitif; artinya, pelaku olahraga, khususnya atlet, mengarahkan kegiatannya olahraganya untuk mencapai prestasi tertentu dalam berkompetisi, misalnya untuk MENANG
Lebih terarah pada upaya membahas masalahmasalah dampak aktivitas olahraga terhadap kehidupan pribadi pelakunya.
Psikologi olahraga lebih terarah pada aspek sosial dengan keberadaan lawan tanding
Psikologi kepelatihan lebih terarah pada aspek individual dalam upaya memperbaiki kesejahteraan psikofisik pelakunya

*      Jika ingin tahu lebih dalam pengertian psikologi olahraga dapat di lihat di sini !
*      Ada juga disebit psikologi latihan. Apa itu psikologi latihan lihat disini !

Psikologi Olahraga dan Kepelatihan

Kedua bidang ini demikian sulit untuk dipisahkan, karena individu berada di dalam konteks sosial dan sosial terbentuk karena adanya individuindividu. Di samping itu kedua bidang ini melibatkan aspek psikofisik dengan aktivitas aktivitas yang serupa.

4. PEMAHAMAN PERSONAL

KENALI DIRIMU………..
KENALI LAWANMU………………
BERAPAPUN KALI ANDA
BERTANDING …….MENANG….. (Napoleon) (untuk atlet dan pelatih)
KONSEP PEMAHAMAN DIRI/PERSONAL ADALAH: Bagaimana kita memahami diri kita sendiri.

WHO …………AM…………. I ????

Apakah saya seorang calon pelatih ??
Apakah saya seorang pelatih ……….. ?
Apakah saya sudah berhasil melatih ?
dst………….

4. DEFINISINYA PEMAHAMAN PERSONAL:

SUATU BENTUK PEMAHAMAN TERHADAP DIRINYA SENDIRI DENGAN CIRI KHASNYA SESUAI DENGAN KELEBIHAN DAN KEKURANGAN YANG DIMILIKI


5. DEFINISINYA PEMAHAMAN PERSONAL ATLET:

SUATU BENTUK PEMAHAMAN TERHADAP DIRI SEORANG ATLET DENGAN CIRI KHASNYA SESUAI DENGAN KELEBIHAN DAN KEKURANGAN YANG DIMILIKI

6. Pemahaman Personal Yang Efektif

v     Harus memikirkan ide, gagasan, ilmu dengan yang akan disampaikan.
v     Merubah ide, gagasan, ilmu dalam bentuk pesan yang siap dikirimkan.
v     Menggunakan komunikasi dengan 2 jalur (timbal balik).
v     Membuat situasi atlet dengan kondisi memperhatikan.
v     Komunikasi dengan konsisten dan efektif.
v     Atlet dapat merespon pesan sesuai dengan interprestasi pelatih.
7. HAL-HAL YANG MENGHAMBAT PEMAHAMAN PERSONAL

v     Pelatih tidak tahu karakter atletnya, baik saat berlatih maupun bertanding
v     Pelatih tidak punya cacatan pribadi tentang tentang diri atlet secara lengkap (box Record)
v     Pelatih tidak tahu ritual-ritual yang positif maupun yang negatif atas diri atlet ketika bertanding maupun berlatih
v     Pelatih tidak mampu mengembangkan komunikasi 2 jalur dengan baik

8. Keterampilan Personal Pelatih

Secara umum ketrampilan personal pelatih ini dapat dibagi dalam tiga bagian sbb.:

v     Keterampilan teknis
v     Keterampilan diri
v     Keterampilan konsep.

8.1 Keterampilan teknis antara lain seperti :
v     Perencanaan (Planning)
v     Pengorganisasian (Organizing)
v     Kepemimpinan (Leading)
v     Pengawasan (Controllling)

8.2 Keterampilan diri

Kemampuan pelatih untuk menyesuaikan diri dengan orang-orang, memotivasi mereka(atlet dan lingkungannya), dan bekerja baik dalam lingkungan olahraga, sangat tergantung pada keterampilan pelatih.

Keterampilan ini sangat penting dalam mempertahankan keharmonisan individu, regu,
team yang menyebabkan terjadinya perubahan yang diperlukan, dan pengelolaan situasi konflik yang potensial. Memperbaiki keterampilan atlet akan memperbaiki
prestasi kepelatihannya secara menyeluruh.
8.3 Keterampilan Konsep.

Kemampuan mengenali bagaimana berbagai coaching berfungsi tergantung pada satu dengan
lainnya dan bagaimana perubahan pada satu aspek mempengaruhi aspek-aspek yang lain, adalah suatu keterampilan konsep. Contoh : kemampuan untuk melihat bagaimana berbagai aspek dari persiapan mental berkaitan dengan persiapan fisiologis untuk dapat menghasilkan suatu prestasi puncak. Contoh lain dalam lingkungan coaching adalah kemampuan untuk melihat bagaimana keterampilan atlet digabungkan dengan ketrampilan teknis untuk menghasilkan suatu situasi optimal untuk perkembangan atlet.

9. BEBERAPA PENDEKATAN DALAM MEMBANGUN INTERAKSI PELATIH DAN ATLET

Pendekatan individual:

Pendekatan individual ini perlu karena adanya “individual diverences” yang menuntut pemahaman tingkahlaku tiap-tiap individu agar perlakuan-perlakuan yang diberikan sesuai dengan kebutuhan dan sesuai dengan sifat-sifat dan kemampuan atlet yang harus dikembangkan. Atau dalam ilmu psikologi pendekatan ini disebut INTIMASI yaitu keakraban antara pelatih dengan atlet.

Contohnya: ada atlet yang dapat meningkat motif berprestasinya apabila ada sasaran dan target atau insentif, yang lain ada yang meningkat karena ada tantangan-2 yang dapat mengancam harga dirinya.

Pendekatan sosiologis
Pendekatan ini diperlukan karena perkembangan pribadi, sikap dan apirasi atlet tidak dapat lepas dari latarbelakang kehidupan sosial, adat istiadat dan kebudayaan masyarakat dimana individu hidup dan berkembang.

Pendekatan Interaktif (Interaktif Interpersonal)

Kedudukan individu dalam kelompok akan melibatkan individu tersebut dalam interaksi interpersonal baik antara atlet dengat atlet, atlet dengan pelatih, dan atlet dengan pembina. Interaktif interpersonal menimbulkan dampak-dampak psikologis tertentu

Pendekatan sistem

Berhasilnya pembinaan atlet tidak hanya tergantung dari bakat kemampuan atlet dan keahlian pelatih saja. Untuk mencapai prestasi tinggi harus ada perenanaan yang baik dan upaya pembinaan secara sistematis, beberapa faktor perlu diperhatikan karena prestasi atlet pada
hakekatnya merupakan hasil sistem pembinaan, yaitu keterpaduan antara komponen-komponen sebagai suatu kesatuan yang ditujukan untuk menghasilkan prestasi atlet yang setinggi-tinginya.

Ada beberapa komponen yang perlu diperhatikan dalam pendekatan sistem Harus ditetapkan konsep dasar yang mantap; Penetapan sasaran yang jelas sesuai dengan kemampuan dari komponen yang ada; Adanya pelatih dalam jumlah dan mutu yang memadai; Bibit-bibit atlet berbakat; Program latihan dan pertandingan yang terencana dengan sebaik-baiknya; Tersediannya dana dan fasilitas; Lingkungan fisik dan sosial yang menunjang; Ilmuwan sebagai pemikir dn pembina sebagai; pengelola kegiatan pembinaan. Secara khusus ada tiga komponen atau unsur yang berinteraksi dalam proses pembinaan yang perlu mendapat perhatian khusus yaitu: Pelatih; atlet dan ilmuwan.

Prestasi tinggi akan dicapai apabila:

Dapat ditemukan calon atlet berbakat; Atlet tersebut diberi perlakuan secara intensif dan benar Perlakuan yang diberikan didasarkan atas pendekatan ilmiah secara Interdisipliner

Pendekatan Multi-Dimensional

Era baru perkembangan olahraga menuntut keterlibatan berbagai disiplin ilmu. Ilmu-ilmu yang langsung dapat dimanfaatkan untuk memacu peningkatan prestasi atlet dapat dikelompokkan dalam ilmu-ilmu medik, ilmu kepelatihan, dan ilmu psikologi. Termasuk ilmu medik misalnya:fisiologi olahraga, biomekanika, antopometri dan sebagainya; sedangkan ilmu kepelatihan meliputi keterampilan-keterampilan teknik berbagai cabang olahraga, taktik, strategi pertandingan, penyusunan program latihan dan sebagainya; ilmu psikologi yaitu psikologi pendidikan, psikologi kepribadian, psikologi olahraga, psikologi kepelatihan, mental training, dan sebagainya.

Disamping ilmu-ilmu terapan tersebut perkembangan olahraga juga tidak lepas dari tinjauan berbagai ilmu lain misalnya seperti sosiologi, pendidikan ekonomi, antropologi budaya, politik dan sebagainya. Ini semua menunjukkan bahwa era baru perkembangan olahraga membutuhkan pendekatan multi-demensional.

10. MENJADI PELATIH YANG SUKSES

v     PRINCIPLE OF COACHING
v     PRINCIPLE OF BEHAVIOR
v     PRINCIPLE OF TEACHING
v     PRINCIPLE OF PHYSICAL TRAINING
v     PRINCIPLE OF MANAGEMENT

Principle of Coaching

v     Membangun Philosophy Kepelatihan.
v     Faktor-faktor Objektif kepelatihan.
v     Memilih Gaya Kepelatihan.
v     Kepelatihan untuk Karakter.
v     Kepelatihan dengan berbagai macam Atlet.


Prinsip Behaviour (tingkah laku)

v     Komunikasi dengan Atlet kita.
v     Memotivasi Atlet Kita.
v     Melaksanakan tingkah laku atlet kita

Prinsip Mengajar
v     Pendekatan dengan permainan.
v     Mengajar Keterampilan Teknik.
v     Mengajar Keterampilan Taktik.
v     Perencanaan Pengajaran.

Prinsip Latihan Fisik

v     Dasar-dasar Latihan
v     Prinsip-prinsip latihan
v     Latihan Sistem energi.
v     Latihan Sistem muscular.
v     Sumber energi Atlet
v     Berperang dgn Drugs.


Prinsip Manajemen

v     Menjalankan Tim
v     Menjalankan Hubungan.
v     Menjalankan Resiko.


11. KODE ETIK PELATIH DI INDONESIA

1)      Menghormati hak azasi manusia tanpa diskriminasi berdasarkan jenis-kelamin, ras, keturunan, agama dan politik.
2)      Menjamin lingkungan berlatih yang aman dan layak, dengan mempertimbangkan usia, kedewasaan, dan tingkat keterampilan.
3)      Memperlakukan setiap atlet sebagai individu.
4)      Memperhatikan kualitas dan kemajuan pendidikan atlet.
5)      Menjadi seorang profesional dan bertanggungjawab terhadap setiap tindakannya.
6)      Memahami, mentaati, dan mensosialisasikan peraturan yang berlaku dalam cabang olahraga.
7)      Memiliki tanggung jawab untuk meningkatkan prestasi dan membina perilaku atlet.
8)      Memberikan pelayanan optimal kepada atlet sesuai dengan kondisi fisik dan psikis.
9)      Mengawasi dan mencegah penggunaan obat terlarang, termasuk doping, dan perbuatan yang melanggar hukum.
10)  Menjaga citra pelatih dan memelihara standar mutu dan perilaku secara terus menerus.
11)  Menegakkan fairplay bagi diri sendiri dan atletnya.
12)  Mengendalikan diri untuk tidak bersikap emosional terhadap atlet, wasit, penonton, dan official lainnya.
13)  Menghindari setiap bentuk godaan dan pelecehan seksual.
14)  Menghindari merokok dan minum minuman beralkohol dilingkungan berlatih dan kompetisi.
15)  Memiliki kemampuan kerjasama dengan semua individu dan instansi terkait.

Dilihat Dari Pribadinya

v     Atlet top merupakan seseorang yang sangat membutuhkan kemajuan
v     Dapat mengatasi tekanan dari kompetisi (sudah berpengalaman)
v     Mempunyai daya tahan psikologis yang besar
v     Punya rasa percaya diri
v     Lebih stabil, realistis
v     Berkemauan keras (penampilan yang utama)
v     Profesional

Ada 3 Karakteristik Atlet Elit Dalam Menjalani Latihan Mental

v     Mau menjalani latihan mental dengan sikap positif
v     Menjalankan setiap program latihan secara utuh
v     Memiliki kemampuan untuk menjalani latihan dengan sempurna, dan sebaik mungkin

12. Bentuk Latihan Mental Yang Umum Dilakukan Atlet Elit

v     Berfikir positif
v     Membuat catatan harian mental (mental log)
v     Penetapan Sasaran (Goal-Setting)
v     Latihan Relaksasi
v     Latihan visualisasi dan imajeri
v     Latihan Konsentrasi

14. Kapan Sebaiknya Atlet Melakukan Latihan Mental

Latihan mental dilakukan sepanjang atlet menjalani latihan olahraga, karena seharusnya latihan mental merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari program latihan tahunan atau periodesasi latihan, Tetapi ada yang memerlukan waktu khusus (saat pertama mempelajari latihan relaksasi dan konsentrasi).

Sumber:  http://muchlisheffendy.wordpress.com/2010/12/14/psikologi-kepelatihan/

Silahkan di Like  Fans Page dan Grub di Bawah Ini agar selalu mendapat artikel setiap kami memposting di blog ini:
Olahraga, Pendidikan, Bisnis  (grup)
Toko Buku On Line (Grub)
Toko Buku Online
Olahraga | Pendidikan | Bisnis

Artikel terkait :

*      Kaset karate

No comments:

Post a Comment