A. PSIKOLOGI
Psikologi berasal dari bahasa Yunani yaitu psyche
dan logos. Psyche berarti jiwa, sukma, dan roh, logos berati
ilmu pengetahuan atau studi secara harfiah.
PSIKOLOGI
Adalah ilmu tentang jiwa
PSIKOLOG
Ilmu yang mempelajari PERILAKU manusia.
PERILAKU
adalah semua hal yang dilakukan oleh manusia.
B. PENGERTIAN PELATIH, MELATIH, BERLATIH, DAN KEPELATIHAN
Pelatih
adalah orang yang memberikan
bimbingan serta tuntunan kepada atlet agar dapat tercapai prestasi yang
optimal.
Melatih adalah aktifitas pelatih dalam menyiapkan dan menciptakan
situasi lingkungan latihan sebaik mungkin dalam konteksnya dengan atlet dalam
mentransformasikan pengetahuan dan keterampilan olahraga, sehingga terjadi
proses berlatih secara efektif dan efisien untuk mencapai sasaran tujuan
latihan pada saat itu.
Berlatih adalah belajar dan membiasakan
diri agar mampu (dapat) dan menjadi biasa melakukan sesuatu: dia menjadi
seorang ahli setelah ~ bertahun-tahun.
Kepelatihan adalah ilmu yang mempelajari
tentang pelatih dan bagaimana melatih, dalam hal ini melatih atlet.
C. PSIKOLOGI KEPELATIHAN
Psikologi
Kepelatihan Ilmu yang mempelajari
perilaku manusia dalam aktivitas olahraga yang berkaitan dengan tingkahlaku dan
pengalaman individu ataupun kelompok individu yang terjadi dalam proses
interaksi antara pelatih dan atlet
serta gejala-gejala yang timbul sebagai akibat perlakukan yang diberikan
pelatih.
1. Tujuan
mempelajari Psikologi Kepelatihan
Understanding
:Memiliki Pengetahuan tentang konsepkonsep dan
prinsip-prinsip psikologi yang umumnya mendasari tingkah laku.
Predicting:
Berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya, diharapkan
mampu mendeteksi
permasalahanpermasalahan
psikologis yang terjadi di lapangan.
Controlling
: mampu menguasai dirinya
dan terampil mengatasi permasalahan kepelatihan dengan Psikologis.
2.
Manfaat Mempelajari Psikologi Kepelatihan
v
Memahami gejala-gejala
psikologis yang terjadi pada diri atlet.
v
Memahami gejala-gejala
psikologis yang dapat mempengaruhi meningkat atau merosotnya prestasi atlet.
v
Memprediksi
kemungkinan-kemungkinan dampak psikologis yang menguntungkan atau merugikan
atlet.
v
Melakukan tindakan-tindakan
yang tepat sesuai dengan keadaan dan perkembangan psikologis atlet.
Weinberg
dan Gould (1995)
Dua
tujuan dasar: Mempelajari bagaimana faktor psikologi mempengaruhi performance
fisik individu Memahami bagaimana partisipasi dalam olahraga dan latihan
mempengaruhi perkembangan individu termasuk kesehatan dan kesejahteraan
hidupnya.
Weinberg
dan Gould (1995)
Psikologi
olahraga secara spesifik diarahkan untuk: Membantu para profesional dalam
membantu atlet bintang mencapai prestasi puncak Membantu anak-anak, penderita
cacat dan orangtua untuk bisa hidup lebih bugar Meneliti faktor psikologis
dalam aktivitas olahraga dan
Memanfaatkan
aktivitas olahraga sebagai alat terapi, misalnya untuk terapi depresi (Weinberg
& Gould, 1995).
Weinberg
dan Gould Dalam prakteknya biasanya memang terjadi saling mengisi, dan kaitan
keduanya demikian eratnya sehingga menjadi sulit untuk dipisahkan.
3. Perbedaan Psikologi Olahraga dan Psikologi Kepelatihan
Perbedaan Psikologi Olahraga dan Psikologi Kepelatihan
Anshel (1997); Seraganian
(1993);
Willis
& Campbell (1992)
|
|
Psikologi Olahraga
|
Psikologi
Kepelatihan
|
Diarahkan
pada hubungan psikofisiologis misalnya responsi somatik mempengaruhi kognisi,
emosi dan performance
|
Diarahkan
pada aspek kognitif, situasional dan psikofisiologis yang mempengaruhi
PERILAKU PELAKUNYA, bukan mengkaji
PERFORMANCE
OLAHRAGA SEORANG ATLET Adapun topik dalam psikologi
kepelatihan misalnya mencakup dampak aktivitas fisik terhadap emosi
pelaku serta kecenderungan (disposisi) psikologis, alasan untuk ikut
serta atau menghentikan kegiatan olahraga, perubahan pribadi sebagai
dampak perbaikan kondisi tubuh atas hasil latihan
olahraga
dan lain sebagainya (Anshel, 1997).
|
Lebih
diarahkan pada kemampuan prestatif
pelakunya
yang bersifat kompetitif; artinya, pelaku olahraga, khususnya atlet,
mengarahkan kegiatannya olahraganya untuk mencapai prestasi tertentu dalam
berkompetisi, misalnya untuk MENANG
|
Lebih
terarah pada upaya membahas masalahmasalah dampak aktivitas olahraga terhadap
kehidupan pribadi pelakunya.
|
Psikologi
olahraga lebih terarah pada aspek sosial dengan keberadaan lawan tanding
|
Psikologi
kepelatihan lebih terarah pada aspek individual dalam upaya memperbaiki
kesejahteraan psikofisik pelakunya
|
Jika
ingin tahu lebih dalam pengertian psikologi olahraga dapat di lihat di sini !
Ada
juga disebit psikologi latihan. Apa itu psikologi latihan lihat disini !
Psikologi Olahraga dan Kepelatihan
Kedua
bidang ini demikian sulit untuk dipisahkan, karena individu berada di dalam
konteks sosial dan sosial terbentuk karena adanya individuindividu. Di samping
itu kedua bidang ini melibatkan aspek psikofisik dengan aktivitas aktivitas
yang serupa.
4. PEMAHAMAN
PERSONAL
KENALI
DIRIMU………..
KENALI
LAWANMU………………
BERAPAPUN
KALI ANDA
BERTANDING
…….MENANG….. (Napoleon) (untuk atlet dan pelatih)
KONSEP
PEMAHAMAN DIRI/PERSONAL ADALAH: Bagaimana kita memahami diri kita sendiri.
WHO
…………AM…………. I ????
Apakah
saya seorang calon pelatih ??
Apakah
saya seorang pelatih ……….. ?
Apakah
saya sudah berhasil melatih ?
dst………….
4. DEFINISINYA
PEMAHAMAN PERSONAL:
SUATU
BENTUK PEMAHAMAN TERHADAP DIRINYA SENDIRI DENGAN CIRI KHASNYA SESUAI DENGAN
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN YANG DIMILIKI
5. DEFINISINYA
PEMAHAMAN PERSONAL ATLET:
SUATU
BENTUK PEMAHAMAN TERHADAP DIRI SEORANG ATLET DENGAN CIRI KHASNYA SESUAI DENGAN
KELEBIHAN DAN KEKURANGAN YANG DIMILIKI
6. Pemahaman
Personal Yang Efektif
v
Harus memikirkan ide, gagasan,
ilmu dengan yang akan disampaikan.
v
Merubah ide, gagasan, ilmu
dalam bentuk pesan yang siap dikirimkan.
v
Menggunakan komunikasi dengan 2
jalur (timbal balik).
v
Membuat situasi atlet dengan
kondisi memperhatikan.
v
Komunikasi dengan konsisten dan
efektif.
v
Atlet dapat merespon pesan
sesuai dengan interprestasi pelatih.
7. HAL-HAL
YANG MENGHAMBAT PEMAHAMAN PERSONAL
v
Pelatih tidak tahu karakter
atletnya, baik saat berlatih maupun bertanding
v
Pelatih tidak punya cacatan
pribadi tentang tentang diri atlet secara lengkap (box Record)
v
Pelatih tidak tahu
ritual-ritual yang positif maupun yang negatif atas diri atlet ketika
bertanding maupun berlatih
v
Pelatih tidak mampu
mengembangkan komunikasi 2 jalur dengan baik
8. Keterampilan
Personal Pelatih
Secara
umum ketrampilan personal pelatih ini dapat dibagi dalam tiga bagian sbb.:
v
Keterampilan teknis
v
Keterampilan diri
v
Keterampilan konsep.
8.1 Keterampilan
teknis antara lain seperti :
v
Perencanaan (Planning)
v
Pengorganisasian (Organizing)
v
Kepemimpinan (Leading)
v
Pengawasan (Controllling)
8.2 Keterampilan
diri
Kemampuan
pelatih untuk menyesuaikan diri dengan orang-orang, memotivasi mereka(atlet dan
lingkungannya), dan bekerja baik dalam lingkungan olahraga, sangat tergantung
pada keterampilan pelatih.
Keterampilan
ini sangat penting dalam mempertahankan keharmonisan individu, regu,
team
yang menyebabkan terjadinya perubahan yang diperlukan, dan pengelolaan situasi
konflik yang potensial. Memperbaiki keterampilan atlet akan memperbaiki
prestasi kepelatihannya
secara menyeluruh.
8.3 Keterampilan
Konsep.
Kemampuan
mengenali bagaimana berbagai coaching berfungsi tergantung pada satu dengan
lainnya
dan bagaimana perubahan pada satu aspek mempengaruhi aspek-aspek yang lain,
adalah suatu keterampilan konsep. Contoh : kemampuan untuk melihat bagaimana berbagai
aspek dari persiapan mental berkaitan dengan persiapan fisiologis untuk dapat menghasilkan
suatu prestasi puncak. Contoh lain dalam lingkungan coaching adalah kemampuan
untuk melihat bagaimana keterampilan atlet digabungkan dengan ketrampilan
teknis untuk menghasilkan suatu situasi optimal untuk perkembangan atlet.
9. BEBERAPA
PENDEKATAN DALAM MEMBANGUN INTERAKSI PELATIH DAN ATLET
Pendekatan
individual:
Pendekatan
individual ini perlu karena adanya “individual diverences” yang menuntut
pemahaman tingkahlaku tiap-tiap individu agar perlakuan-perlakuan yang diberikan
sesuai dengan kebutuhan dan sesuai dengan sifat-sifat dan kemampuan atlet yang
harus dikembangkan. Atau dalam ilmu psikologi pendekatan ini disebut INTIMASI
yaitu keakraban antara pelatih dengan atlet.
Contohnya:
ada atlet yang dapat meningkat motif berprestasinya apabila ada sasaran dan
target atau insentif, yang lain ada yang meningkat karena ada tantangan-2 yang
dapat mengancam harga dirinya.
Pendekatan
sosiologis
Pendekatan
ini diperlukan karena perkembangan pribadi, sikap dan apirasi atlet tidak dapat
lepas dari latarbelakang kehidupan sosial, adat istiadat dan kebudayaan
masyarakat dimana individu hidup dan berkembang.
Pendekatan Interaktif (Interaktif
Interpersonal)
Kedudukan individu dalam kelompok akan
melibatkan individu tersebut dalam interaksi interpersonal baik antara atlet
dengat atlet, atlet dengan pelatih, dan atlet dengan pembina. Interaktif
interpersonal menimbulkan dampak-dampak psikologis tertentu
Pendekatan sistem
Berhasilnya pembinaan atlet tidak hanya tergantung
dari bakat kemampuan atlet dan keahlian pelatih saja. Untuk mencapai prestasi tinggi
harus ada perenanaan yang baik dan upaya pembinaan secara sistematis, beberapa
faktor perlu diperhatikan karena prestasi atlet pada
hakekatnya merupakan hasil sistem
pembinaan, yaitu keterpaduan antara komponen-komponen sebagai suatu kesatuan
yang ditujukan untuk menghasilkan prestasi atlet yang setinggi-tinginya.
Ada
beberapa komponen yang perlu diperhatikan dalam pendekatan sistem Harus
ditetapkan konsep dasar yang mantap; Penetapan sasaran yang jelas sesuai dengan
kemampuan dari komponen yang ada; Adanya pelatih dalam jumlah dan mutu yang
memadai; Bibit-bibit atlet berbakat; Program latihan dan pertandingan yang
terencana dengan sebaik-baiknya; Tersediannya dana dan fasilitas; Lingkungan
fisik dan sosial yang menunjang; Ilmuwan sebagai pemikir dn pembina sebagai;
pengelola kegiatan pembinaan. Secara khusus ada tiga komponen atau unsur yang
berinteraksi dalam proses pembinaan yang perlu mendapat perhatian khusus yaitu:
Pelatih; atlet dan ilmuwan.
Prestasi
tinggi akan dicapai apabila:
Dapat
ditemukan calon atlet berbakat; Atlet tersebut diberi perlakuan secara intensif
dan benar Perlakuan yang diberikan didasarkan atas pendekatan ilmiah secara Interdisipliner
Pendekatan
Multi-Dimensional
Era
baru perkembangan olahraga menuntut keterlibatan berbagai disiplin ilmu.
Ilmu-ilmu yang langsung dapat dimanfaatkan untuk memacu peningkatan prestasi
atlet dapat dikelompokkan dalam ilmu-ilmu medik, ilmu kepelatihan, dan ilmu
psikologi. Termasuk ilmu medik misalnya:fisiologi olahraga, biomekanika,
antopometri dan sebagainya; sedangkan ilmu kepelatihan meliputi keterampilan-keterampilan
teknik berbagai cabang olahraga, taktik, strategi pertandingan, penyusunan program
latihan dan sebagainya; ilmu psikologi yaitu psikologi pendidikan, psikologi
kepribadian, psikologi olahraga, psikologi kepelatihan, mental training, dan sebagainya.
Disamping
ilmu-ilmu terapan tersebut perkembangan olahraga juga tidak lepas dari tinjauan
berbagai ilmu lain misalnya seperti sosiologi, pendidikan ekonomi, antropologi budaya,
politik dan sebagainya. Ini semua menunjukkan bahwa era baru perkembangan
olahraga membutuhkan pendekatan multi-demensional.
10. MENJADI
PELATIH YANG SUKSES
v
PRINCIPLE OF COACHING
v
PRINCIPLE OF BEHAVIOR
v
PRINCIPLE OF TEACHING
v
PRINCIPLE OF PHYSICAL TRAINING
v
PRINCIPLE OF MANAGEMENT
Principle of Coaching
v
Membangun Philosophy
Kepelatihan.
v
Faktor-faktor Objektif
kepelatihan.
v
Memilih Gaya Kepelatihan.
v
Kepelatihan untuk Karakter.
v
Kepelatihan dengan berbagai
macam Atlet.
Prinsip Behaviour (tingkah laku)
v
Komunikasi dengan Atlet kita.
v
Memotivasi Atlet Kita.
v
Melaksanakan tingkah laku atlet
kita
Prinsip Mengajar
v
Pendekatan dengan permainan.
v
Mengajar Keterampilan Teknik.
v
Mengajar Keterampilan Taktik.
v
Perencanaan Pengajaran.
Prinsip Latihan Fisik
v
Dasar-dasar Latihan
v
Prinsip-prinsip latihan
v
Latihan Sistem energi.
v
Latihan Sistem muscular.
v
Sumber energi Atlet
v
Berperang dgn Drugs.
Prinsip Manajemen
v
Menjalankan Tim
v
Menjalankan Hubungan.
v
Menjalankan Resiko.
11. KODE
ETIK PELATIH DI INDONESIA
1)
Menghormati hak azasi manusia
tanpa diskriminasi berdasarkan jenis-kelamin, ras, keturunan, agama dan
politik.
2)
Menjamin lingkungan berlatih
yang aman dan layak, dengan mempertimbangkan usia, kedewasaan, dan tingkat
keterampilan.
3)
Memperlakukan setiap atlet
sebagai individu.
4)
Memperhatikan kualitas dan
kemajuan pendidikan atlet.
5)
Menjadi seorang profesional dan
bertanggungjawab terhadap setiap tindakannya.
6)
Memahami, mentaati, dan
mensosialisasikan peraturan yang berlaku dalam cabang olahraga.
7)
Memiliki tanggung jawab untuk
meningkatkan prestasi dan membina perilaku atlet.
8)
Memberikan pelayanan optimal
kepada atlet sesuai dengan kondisi fisik dan psikis.
9)
Mengawasi dan mencegah
penggunaan obat terlarang, termasuk doping, dan perbuatan yang melanggar hukum.
10) Menjaga
citra pelatih dan memelihara standar mutu dan perilaku secara terus menerus.
11) Menegakkan
fairplay bagi diri sendiri dan atletnya.
12) Mengendalikan
diri untuk tidak bersikap emosional terhadap atlet, wasit, penonton, dan official
lainnya.
13) Menghindari
setiap bentuk godaan dan pelecehan seksual.
14) Menghindari
merokok dan minum minuman beralkohol dilingkungan berlatih dan kompetisi.
15) Memiliki
kemampuan kerjasama dengan semua individu dan instansi terkait.
Dilihat Dari Pribadinya
v
Atlet top merupakan seseorang
yang sangat membutuhkan kemajuan
v
Dapat mengatasi tekanan dari
kompetisi (sudah berpengalaman)
v
Mempunyai daya tahan psikologis
yang besar
v
Punya rasa percaya diri
v
Lebih stabil, realistis
v
Berkemauan keras (penampilan
yang utama)
v
Profesional
Ada 3
Karakteristik Atlet Elit Dalam Menjalani Latihan Mental
v
Mau menjalani latihan mental
dengan sikap positif
v
Menjalankan setiap program
latihan secara utuh
v
Memiliki kemampuan untuk
menjalani latihan dengan sempurna, dan sebaik mungkin
12. Bentuk
Latihan Mental Yang Umum Dilakukan Atlet Elit
v
Berfikir positif
v
Membuat catatan harian mental
(mental log)
v
Penetapan Sasaran
(Goal-Setting)
v
Latihan Relaksasi
v
Latihan visualisasi dan imajeri
v
Latihan Konsentrasi
14. Kapan
Sebaiknya Atlet Melakukan Latihan Mental
Latihan
mental dilakukan sepanjang atlet menjalani latihan olahraga, karena seharusnya
latihan mental merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari program latihan
tahunan atau periodesasi latihan, Tetapi ada yang memerlukan waktu khusus (saat
pertama mempelajari latihan relaksasi dan konsentrasi).
Sumber: http://muchlisheffendy.wordpress.com/2010/12/14/psikologi-kepelatihan/
Silahkan di Like Fans Page dan Grub di Bawah Ini agar selalu mendapat artikel setiap kami memposting di blog ini:
Olahraga, Pendidikan, Bisnis (grup)
Toko Buku On Line (Grub)
Toko Buku Online
Olahraga | Pendidikan | Bisnis
Silahkan di Like Fans Page dan Grub di Bawah Ini agar selalu mendapat artikel setiap kami memposting di blog ini:
Olahraga, Pendidikan, Bisnis (grup)
Toko Buku On Line (Grub)
Toko Buku Online
Olahraga | Pendidikan | Bisnis
Artikel
terkait :
No comments:
Post a Comment