Praktisi Wing Chun dan Pendiri Jeet Kune Do (Intercepting Fist), salah satu murid IP MAN. Beliau
adalah aktor sekaligus seniman bela diri yang berangkat dari hobi
perkelahian jalanan bahkan dengan anggota2 geng mafia. Pada masa
hidupnya, Beliau terkenal dengan sejumlah pertarungan nyata dengan
berbagai praktisi bela diri baik pada masa syuting film maupun hari-hari
yang telah ditentukan.
Berikut adalah daftar sejumlah pertarungan Bruce Lee yang tercatat :
a) Pada tahun 1958, Bruce Lee mengalahkan Juara Boxer Inggris 3x, Gary
Elms di ronde ketiga dengan KO dalam kejuaran Hongkong Inter School
Amateur Boxing Championship
b) Sebelum berhadapan dengan Gary Elms, Bruce Lee mengalahkan Shen Yuen,
Lieh Lo dan Yang Huang semuanya di ronde pertama dengan KO
c) Bruce Lee mengalahkan Pu Chung, Ahli Kungfu Choy Li Fut dengan KO di
ronde pertama dalam pertarungan Full Contact Body. Sponsor pertarungan
tersebut adalah Wong Sheung Leung
d) Selama tahun 1959-1960, Bruce Lee terlibat banyak pertarungan di
jalanan dan rata-rata korbannya KO atau cacat, sehingga pihak Kepolisian
menjadi sibuk akibat hobi Beliau
e) Pada tahun 1962, Bruce Lee mengalahkan Uechi juara Karate Sabuk Hitam
dengan KO 11 detik di Seattle. Taki Kimura justru menghitung KO
tersebut dalam waktu 10 detik!
f) Pada saat syting film The Big Boss di Thailand, Bruce menjawab
tantangan dari para Muai Thay dengan meng-KO wakil mereka hanya dalam
hitungan detik
g) Pada saat syuting film Enter The Dragon, Bruce juga menjawab
tantangan seorang Karateka Ban Hitam dengan meng-KOnya dalam hitungan
detik )
Dalam beberapa kesempatan, Bruce menjawab tantangan dari berbagai ahli
bela diri baik dengan menggunakan tangan kosong maupun senjata, namun
semua lawannya rata-rata mengalami nasib KO atau tidak dapat melanjutkan
pertarungan. Pada umumnya pertarungan tersebut disaksikan banyak orang
atau ahli-ahli bela diri lainnya )
Pertarungan yang terlama dan cukup menguras energi Bruce Lee adalah pada
saat Beliau berhadapan dengan Wong Jack Man, ahli Xing Yi, Kungfu
Shaolin Selatan dan Tai Chi. Konon Wong Jack Man adalah petarung Kungfu
dari Chin Woo School.
Pertarungan selesai dalam waktu 20-25 menit dengan kemenangan Bruce Lee.
Di lain kesempatan, Wong Jack Man mengajukan tantangan kembali namun
Bruce Lee tidak pernah menanggapi. Belajar dari pertarungan tersebut,
Bruce mengintegrasikan seluruh kemampuan dan ilmu bela dirinya dan
akhirnya menciptakan aliran bela diri baru, yakni :
Jeet Kune Do
Quote:Original Posted By mercurius ►
ini
satu gan, salah satu master beladiri yang merupakan penemu aliran
GMjk-ryk ([?A) cikal bakal aliran Kyokushin dan Kushin-Ryu (KKI kalo di
Indonesia)
ChMjun Miyagi (?? w, Miyagi ChMjun, April 25, 1888October 8, 1953)
Dilahirkan di Higashimachi, Naha, Okinawa pada tanggal 25 April, 1888.
Anak angkat dari seorang pengusaha kaya.
Miyagi mulai belajar BudM (seni beladiri jepang) pada usia 12.
Dia pertama kali belajar BudM dari Ryuko Aragaki pada tahun 1900.
Ryuko Aragaki memperkenalkan Miyagi muda untuk dasar-dasar dan
fundamental BudM. Ryuko Aragaki khusus mengajarkan Junbi-undo,
Hojo-undo, kihon Waza, dll.
Setelah periode pelatihan dua tahun Ryuko Aragaki memperkenalkan Miyagi
muda kepada Kanryo Higashionna. Di bawah bimbingan Guru ini, Miyagi
menjalani pelatihan pembelajaran sistem yang sangat lama dan kompleks
dari Naha-te (beladiri dari daerah Naha, Okinawa)
Setelah kematian Guru Kanryo Higashionna, Miyagi melakukan perjalanan ke
Propinsi Fukien di Cina mengikuti jejak gurunya terdahulu (Kanryo
Higashionna).
Di Cina ia mempelajari ilmu beladiri Shaolin dan Pa Kua (beladiri tinju
Cina). Dari pencampuran berbagai ilmu beladiri ini, aliran beladiri baru
muncul.
Namun, baru pada tahun 1929 Chojun Miyagi menamai aliran ini dengan nama GMjk-ryk, yang berarti aliran keras-lembut
Setelah beberapa tahun di Cina, Chojun Miyagi kembali ke Naha di mana ia
membuka dojo (sekolah pelatihan) dan mengajar selama bertahun-tahun.
Reputasi ChMjun Miyagi sebagai ahli karate sangat tenar, bahkan KanM
JigorM, pendiri judo, datang ke Okinawa untuk belajar jurus karate
tertentu padanya.
Prestasi terbesarnya terletak pada popularisasi dan organisasi pengajaran metode-metode karate.
ChMjun Miyagi adalah seorang yang sangat lembut dan dikatakan bahwa ia
adalah orang yang sangat rendah hati. Ia hidup sesuai dengan
prinsip-prinsip seni bela diri, yaitu tanpa kekerasan.
ChMjun Miyagi meninggal di Okinawa pada tanggal 8 Oktober 1953 akibat serangan jantung
nama ChMjun Miyagi dijadikan sebagai referensi untuk nama karakter dalam
film seri The Karate Kid yang dibintangi aktor alm. Pat Morita, "Mr
Miyagi".
Quote:Original Posted By Xiao.Qiao. ►
urun ya gan
So Doshin
So Doshin memberikan pelatihan Khusus kepada Sonny Chiba, dalam persiapan pembuatan Film Shorinji Kempo tahun 1976
kerjasama dalam perkembangan taekwondo kini.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------
Morihei Ueshiba Foundrt AIKIDO
Morihei Ueshiba (植芝 盛平 Ueshiba Morihei?, lahir di Tanabe, Wakayama,
Jepang, 14 Desember 1883 – meninggal di Iwama, Ibaraki, 26 April 1969
pada umur 85 tahun) adalah pendiri seni bela diri Jepang Aikido.
Di kalangan murid aikido (aikidoka), ia dipanggil Kaiso (Pendiri), atau
Osensei (Guru Besar). Keponakannya yang bernama Noriaki Inoue menjadi
pendiri seni bela diri shin'ei taido yang serupa dengan aikido.
Morihei Ueshiba dilahirkan pada tahun 1883 sebagai putra keluarga petani di Tanabe, Prefektur Wakayama.
Ia bersekolah di Sekolah Menengah Tanabe (sekarang Sekolah Menengah
Pertama-Atas Negeri Tanabe Prefektur Wakayama) namun tidak tamat.
Setelah sempat bekerja di kantor pajak, ia membuka toko grosir alat-alat
tulis. Sambil berdagang, ia belajar seni bela diri kitō-ryū dan
kenjutsu shinkage-ryū. Sewaktu mengikuti wajib militer, ia ikut serta
dalam Perang Rusia-Jepang. Sekitar waktu itu pula, ia belajar mendalami
seni bela diri yagyū shingan-ryū di dojo pimpinan Masakatsu Nakai.
Setelah selesai wajib militer, Ueshiba pindah ke Hokkaido untuk menjadi
petani perintis yang membuka lahan pertanian di Desa Shirataki, Distrik
Monbetsu (sekarang Engaru, Hokkaido). Sambil juga bertugas sebagai
penyuluh pertanian di desa para perintis, ia mengundang Takeda Sōkaku
untuk mengajarinya belajar Daitō-ryū Aiki-jūjutsu.
Ueshiba kembali ke kampung halaman pada tahun 1917 setelah mendengar ayahnya dalam keadaan kritis.
Setelah terjadi Peristima Oomoto, Aikibudō memisahkan diri dari Oomoto.
Atas usaha sendiri, Ueshiba mendirikan bela diri Kōbukai (皇武会?). Setelah
berganti nama beberapa kali, dojo bernama Kōbukan dibukanya tahun 1931
di Shinjuku, Tokyo. Pada 1940, Yayasan Kobukan (Isamu Takeshita menjabat
direktur pertama) mendapat pengakuan dari Kementerian Kesehatan dan
Kesejahteraan Jepang.
Pada 9 Februari 1948, seni bela diri yang dirintisnya diganti nama menjadi Aikikai (Aikibudō diteruskan oleh Noriaki Inoue).
Pada 1969, Ueshiba meninggal dunia, dan dimakamkan di Tanabe, Wakayama.
Quote:Original Posted By konohablueflash ►
1949 - All Japan Judo Championship (Kimuras second Hikiwake)
- Ishikawa (kiri) & Kimura (kanan) -
- Kimura membanting Ishikawa dengan teknik Hane Makikomi -
Sejak perang dunia kedua berakhir, Kimura tidak punya kesempatan sama
sekali untuk berlatih Judo. Ia mencoba menafkahi keluarganya dengan
beragam pekerjaan yang tidak tetap, seperti menjadi makelar untuk
penjualan batubara, bodyguard, dsb. Namun, sebelum turnamen judo,
sahabatnya selalu datang untuk memberikan bantuan dana perjalanan dan
oleh-oleh untuk menyemangati dia untuk membawa piala kemangan pulang ke
daerahnya.
Kimura (32) mengikuti Kejuaraan Judo Seluruh Jepang yang diadakan di
Kodokan untuk terakhir kalinya pada tanggal 5 Mei 1949. Dalam
perjalanannya dari Kumamoto menuju Tokyo. Seorang peramal mengatakan
padanya untuk segera kembali ke Kumamoto karena sesuatu yang buruk
mungkin akan menimpanya. Kimura tidak mempedulikannya dan tetap
berangkat menuju Tokyo. Hal pertama yang ia lakukan saat tiba di Tokyo
adalah, ia langsung menuju Kodokan dan berlatih dengan judoka dengan
terbaik disana pada saat itu, Yoshimi Osawa. Kimura merasa lega karena
ia tak sekuat dahulu, tapi secara umum ia tak banyak kehilangan kekuatan
maupun kemampuannya. Yoshimi Osawa pernah menuliskan, " Saya pernah
bertarung melawan Kimura pada Kejuaraan Seluruh Jepang tahun 1949, ---
saya ingat pada saat sesi latihan, dia rutin melempar saya keluar matras
hingga jatuh diatas lantai kayu yang keras."
Di pertandingan pertamanya, ia mengalami pertarungan yang sengit melawan
Teruhisa Hattori, DAN 6(170cm, 110 kg). Hattori merupakan juara dari
Kejuaraan se Jepang timur. Dalam dua ronde tambahan, Kimura menjatuhkan
Hattori dengan de-ashi barai yang dilanjutkan dengan Ude Garami. Pada
pertandingan kedua, ia menjatuhkan Yoshimi Osawa, DAN 5 , ( Saat ini DAN
9, 163cm, 110kg ) dan menguncinya dengan Kuzure Kami Shiho Gatame.
Osawa dianggap sebagai salah satu judoka dengan teknik terhebat. Osawa
pernah mengalahkan Yasuichi Matsumoto pada pertemuan di Fukuoka (1948)
dengan teknik Uranage. Ia memenangkan babak semifinal melawan, Itoh, DAN
7 (190 cm, 100kg) dengan dominasi (Ippon seoi nage namun keluar arena) .
Itoh (37) , DAN 7, merupakan runner up pada 1934 ( umur 22, pelajar
dari Busen ) dan 1948. Itoh adalah judoka hebat yang spesialisasinya
pada teknik Osoto gari dan Uchimata. Karena Kimura sudah lama tak
berlatih, ototnya kram pada saat ia mengaplikasikan osotogari kepada
Itoh.
Ishikawa membanting Daigo (23) dengan Ippon Seoi Nage di semi final.
Takahiko Ishikawa (32), DAN 6, akan bertarung melawan Kimura untuk ke
empat kalinya di final. Kimura menyerang dengan Ippon seoinage
,Osoto-gari dan Hane-makikomi, sementara Ishikawa membalasnya dengan
Tai-otoshi. Pertarungan sengit itu berlangsung hingga melewati 3 kali
ronde tambahan dengan tiada seorang dari mereka yang berhasil
menjatuhkan hingga mendapat poin minimal waza ari. Hingga pada akhirnya,
Mifune Kyuzo, DAN 10, memutuskan bahwa mereka berdua adalah juaranya.
Pertarungan ini adalah Hikiwake (seri) kedua bagi Kimura.
-Kimura mencoba membanting Tokuharu Itoh (1949)-
Kejuaraan Judo Antar Sekolah - kejuaraan beregu 1939 - Ude garami sambil berdiri
- Kimura mendemonstrasikan Ude Garami berdiri -
Pada pertandingan final, sekolahnya Kimura, SMP Chinsei melawan SMP
Perdagangan Kyoto. Sekolah tersebut terkenal akan kemahirannya dalam
Newaza ( Groundwork ). Setiap tim memiliki 5 anggota, Kimura harus
melawan melawan 3 sisa dari tim lawannya karena tim nya sudah kehilangan
4 anggota. Kimura mengalahkan 2 judoka dengan Osoto gari. Kapten SMP
Perdagangan Tokyo, coba menjatuhkan Kimura. Dengan cepat Kimura
mengaplikasikan teknik kuncian Ude garami sambil berdiri dan memenangkan
gelar juara bagi sekolahnya. Walaupun Ude garami dan teknik sejenis
telah eksis semenjak bertahun-tahun sebelumnya, namun Kimura lah yang
dianggap sukses mengaplikasikannya dalam sebuah kompetisi.
DAN 5 pada umur 18 tahun
Kimura dilahirkan pada 10 September 1917 di Kumamoto, Jepang. Pada maret
1933, ia mendapatkan peringkat DAN 2 setelah mengalahkan 4 anggota regu
lawan termasuk kaptennya. Sensei Ogawa sangat terkejut saat mengetahui
bahwa judo-gi ( Baju Judo) Kimura telah bawah kuyup oleh keringat
sebelum turnamen dimulai. Setelah ditanyakan, Kimura menjawab bahwa ia
baru menyelesaikan randori (sparring) selama 2 jam dengan tim Polisi.
Bahkan pada umur itu, Kimura berlatih 5 jam sehari, ditambah dengan 300x
push-up. Nampaknya ia sangat percaya diri dengan stamina dan
kemampuannya. Pada Juni 1934, ia mendapat DAN 4 setelah mengalahkan 6
lawan (masing-masing merupakan DAN 3 & 4) berturut-turut. Pada 1935,
pada umur 18, ia menjadi pemegang DAN 5 termuda setelah mengalahkan 8
lawannya berturut-turut di Kodokan.
Quote:Original Posted By jalak pengkor ►
Jago-jago beladiri asal Indonesia :
- Bang Madi (Dari Gang Tengah - Aliran Kuno)
- Bang kari (Dari Tangerang - Aliran Kuno)
- Mama Syahbandar (Dari Pagaruyung - Pencipta Aliran Syahbandar)
- Mama Sera/KH. Raden Sarean (Dari Bogor - Pencipta Aliran Sera)
- Abah Khaer (Dari Bogor - Kemungkinan disebut sebagai pencipta aluran Cimande)
- Rd. H.Ibrahim (Pencipta Maenpo Aliran Cikalong)
- Pitung (Rawa Belong Jakarta - Diyakini sebagai ahli Silat Aliran Cingkrik)
- Aki Nampon (Padalarang - Pendiri Nampon)
- S. Andadinata (Cicalengka Bandung - Pendiri Margaluyu)
- H. Achmad Sudrajat (Bandung - Pencipta Tarung Drajat)
- Fransino Tirta (Jakarta - MMA dan BJJ)
- Herman Suwanda (Bandung - Aliran Cimande (Mande Muda))
- Bambang Suwanda (Bandung - Aliran Cimande (Mande Muda))
- Rd. Anggakusumah (Bandung - Pencipta Aliran Timbangan)
- Ajengan Sanoesi (Cikaret - Diyakini sebagai pencipta Aliran Cikaret)
- Rd. Aleh (Garut - Pendiri Panglipur)
- Rd. Eni Rukmini Sekarningrat (Garut - Putri Rd. Aleh - Panglipur)
- Lie Cheng Oek -> Ki Marhali -> H.Ghozali -> H. Hasbullah (Betawi - Aliran Beksi)
- Kwe Tang Kiam -> leluhur keluarga H. Moch Zaelani -> H Moch. Zakaria (Betawi - Silat Kwitang)
Dan masih banyak lagi ahli-ahli beladiri lokal yang ceritanya ga ke
ekspos. Malah kalo boleh bilang, orang lokal juga banyak yang
kemampuannya setara atau bahkan melebihi orang luar.
Silahkan kalo mau menambahkan, tapi tokoh nyata bukan fiksi.
Gichin Funakoshi Founder aliran karate Shotokan
chin Funakoshi (船越 義珍 Funakoshi Gichin?, lahir di Shuri, Okinawa, 10
November 1868 – meninggal 26 April 1957 pada umur 88 tahun) adalah
pencipta aliran karate Shotokan yang merupakan salah satu dari aliran
utama karate, dan sekaligus dianggap sebagai "bapak karate modern".
Funakoshi mengikuti ajaran dari guru bernama Ankō Itosu hingga menjadi
salah satu master karate Okinawa yang mengajarkan karate kepada penduduk
kepulauan utama Jepang pada tahun 1921. Ia mengajar karate di berbagai
universitas di Jepang, dan diangkat sebagai ketua kehormatan Asosiasi
Karate Jepang ketika baru didirikan pada tahun 1949.
Gichin Funakoshi dilahirkan di Shuri, Okinawa sekitar tahun 1868 ketika
Jepang sedang berada dalam zaman Restorasi Meiji. Kedua orangtuanya
adalah penduduk asli Okinawa yang memakai nama keluarga
TominakoshiAyahnya bernama Gisu. Setelah masuk sekolah dasar, Gichin
bersahabat baik dengan putra Ankō Asato, seorang master karate dan kendo
yang nantinya menjadi guru karate pertamanya.
Keluarga Funakoshi sangat menentang undang-undang yang mengharuskan
orang untuk memotong rambut yang ditata dengan model rambut chonmage.
Seperti halnya biksu, dokter pada zaman Meiji memang tidak dibenarkan
menata rambut dengan model chonmage. Keputusan untuk tidak mau memotong
rambut, mengakibatkan Funakoshi tidak diizinkan masuk sekolah
kedokteran, walaupun dirinya sudah lulus ujian masuk.Sebagai orang
terpelajar yang terdidik dalam sastra Cina Klasik serta filsafat Jepang,
Funakoshi bekerja sebagai asisten guru di Okinawa. Pada waktu itu pula,
hubungan dirinya dengan keluarga Asato menjadi semakin dekat. Ia mulai
sering bepergian pada malam hari ke rumah kediaman keluarga Asato untuk
menerima pelajaran karate dari Ankō Asato.
Karate Shotokan
Funakoshi menguasai kedua aliran karate Okinawa yang populer pada waktu
itu, Shōrei-ryu dan Shōrin-ryu. Aliran karate yang didirikannya diberi
nama Shotokan yang berasal dari nama pena Funakoshi, Shoto yang berarti
gelombang pinus (gerakan daun-daun pinus ketika angin bertiup). Selain
sebagai master karate, Funakoshi adalah seorang filsuf dan penyair yang
produktif. Ia sering diberitakan berjalan hingga jauh sekali di dalam
hutan untuk bermeditasi dan menulis puisi. Kan berarti aula latihan atau
rumah, sehingga Shotokan berarti rumah Shoto. Nama aliran karate ini
diciptakan oleh murid-murid Funakoshi yang memasang plang nama
bertuliskan Shoto kan di atas pintu masuk dojo tempat mereka berlatih.
Pada akhir 1910-an, Funakoshi telah memiliki banyak murid, di antaranya
dianggap mampu untuk meneruskan ajaran sang guru. Funakoshi sendiri
melanjutkan usahanya untuk menyebarluaskan karate Okinawa, dan berkelana
ke kepulauan utama Jepang pada tahun 1922.
Pada tahun 1939, Funakoshi mendirikan dojo Shōtōkan yang pertama di
Tokyo. Ia juga mengubah sebutan untuk seni beladiri yang diajarkannya,
dari tōte (唐手?) yang terdiri dari dua aksara kanji: 唐 (tō, kara; Dinasti
Tang atau Cina) dan 手 (te, tangan) menjadi karate (空手?, tangan kosong).
Keduanya ditulis dengan aksara kanji yang berbeda, walaupun sebetulnya
唐手 dapat dibaca secara kun'yomi sebagai karate. Funakoshi percaya bahwa
istilah baru yang diciptakannya tidak akan menimbulkan kesalahpahaman
bahwa karate berasal dari seni bela diri Cina.
Di Tokyo, Funakoshi mendirikan Asosiasi Karate Jepang (JKA) pada 1949,
dan diangkat sebagai ketua kehormatan. Ia tetap tinggal di Tokyo hingga
tutup usia pada tahun 1957.
Peninggalan
Funakoshi menerbitkan sejumlah buku mengenai karate, termasuk
autobiografi Karate-Do: My Way of Life. Peninggalan terpentingnya berupa
sebuah dokumen yang berisi filsafat latihan karate yang sekarang
disebut niju kun atau "20 Prinsip Karate". Prinsip-prinsip tersebut
merupakan dasar pemikiran bagi semua murid Shotokan, dan diterbitkannya
dalam buku berjudul The Twenty Guiding Principles of Karate. Di dalam
buku ini , Funakoshi menerangkan 20 prinsip yang harus dipatuhi murid
karate agar dapat "menjadi manusia yang lebih baik". Karate-Do Kyohan
"The Master Text" karya Funakoshi hingga kini tetap merupakan buku yang
paling lengkap, berisi penjelasan tentang sejarah, dasar-dasar, kata,
dan kumite.
Monumen peringatan
Gichin Funakoshi sedang latihan dengan makiwara, tahun 1924.
Monumen untuk Gichin Funakoshi didirikan oleh Shotokai di sebuah kuil di
Kamakura bernama Engaku-ji pada 1 Desember 1968. Batu ini dirancang
oleh Kenji Ogata dan bertuliskan kaligrafi karya Funakoshi dan biksu
kepala bernama Sōgen Asahina (1891-1979). Pada batu monumen ini
bertuliskan prinsip kedua dari 20 Prinsip Karate, "Karate ni sente
nashi" ("Tidak ada serangan pertama dalam karate"). Di sebelah kanannya
terdapat batu bertuliskan puisi yang ditulisnya ketika dalam perjalanan
ke Jepang pada tahun 1922.
Batu kedua berisi tulisan yang dibuat oleh Nobuhide Ohama, dan diterjemahkan sebagai:[6]
“ Sensei karate-do Funakoshi Gichin dilahirkan di Shuri Okinawa pada 10
Juni 1870. Sejak sekitar usia sebelas tahun, ia mulai belajar tō-te
jutsu dari Azato Anko dan Itosu Anko. Ia berlatih dengan rajin dan pada
tahun 1912 diangkat sebagai ketua Shobukai Okinawa. Pada Mei 1922, ia
pindah ke Tokyo dan menjadi sensei profesional karate-do. Ia mengabdikan
seluruh hidupnya bagi pengembangan karate-do. Ia hidup hingga usia
delapan puluh delapan tahun, dan meninggalkan dunia ini pada 26 April
1957. Sambil melakukan reinterpretasi to-te jutsu, Sensei
menyebarluaskan karate-do tanpa menghilangkan filsafat aslinya. Seperti
halnya bugei (seni bela diri klasik), puncak dari "mu" (pencerahan)
adalah: untuk memurnikan dan membuat seorang menjadi kosong melalui
transformasi dari jutsu ke do. Melalui kata-kata terkenalnya, "Karate ni
sente nashi" ("Tidak ada serangan pertama dalam karate") dan "Karate wa
kunshi no bugei" ("Karate adalah seni bela diri orang bijaksana),
Sensei membantu kami untuk mengerti makna jutsu secara lebuh baik lagi.
Kami, para murid setia, dengan maksud memperingati jasa dan
kontribusinya sebagai perintis karate-do modern, membentuk Shotokai dan
mendirikan monumen ini di Enkakuji. "Kenzen ichi" ("Kepalan dan Zen
adalah satu").
Original Posted By tompodung ►
ada satu lagi tuh yang gak masuk penemu Karate aliran kyokushin
Kyokushin kaikan (u(?) adalah sebuah aliran karate yang didirikan oleh Masutatsu Oyama ('q
T Lyama Masutatsu?). Aliran ini menekankan latihan fisik dan
full-contact kumite, yakni latih-tanding (sparring) tanpa pelindung.
Kyokushin memiliki arti kebenaran tertinggi, yang diyakini oleh Mas
Oyama sebagaimana karate itu seharusnya diajarkan dan dipelajari.
Kurikulum Kyokushin menekankan pada pertarungan realistik dan kekuatan
fisik.
Masutatsu Oyama, pendiri aliran Kyokushin, lahir sebagai seorang Korea
yang bernama Choi Hyung Yee. Sewaktu kecil di Korea, beliau mempelajari
seni bela diri Korea yang bernama Chabee. Chabee mendapat pengaruh dari
seni bela diri Tiongkok "Seni 18 Telapak Tangan" yang dikembangkan lebih
lanjut oleh orang Korea menjadi Chabee. Sejak kecil, Choi Hyung Yee
bukanlah seorang anak yang diam saja dan bersabar kalau diganggu. Ia
sering terlibat dalam perkelahian, apalagi bila ia atau teman-temannya
diganggu. Kepribadian yang agresif inilah yang ia wariskan ke Kyokushin
menjadi sebuah aliran yang menekankan offense, dan pentingnya
menjatuhkan lawan secepat mungkin.
Wang Zi-Ping
Grandmaster Wang Zi-Ping was a Chinese-Muslim practitioner of Chinese Martial Arts
Lahir : 1881 , Changzhou, Hebei, China
Wafat : 1973 (aged 9192), karena sakit
Founder of Ching Long Jian and Quan Shr Er Shr Fa
Wang Zi-Ping (1881-1973) adalah seorang China-Muslim praktisi Seni Bela
Diri China dan obat tradisional dari Changzhou , Propinsi Hebei (sekitar
180 km di utara Beijing) . Ia menjabat sebagai pemimpin dari Shaolin
Kung Fu divisi Seni Bela Diri pada tahun 1928 dan juga Wakil Ketua
Asosiasi Wushu China. Wang dikenal karena penguasaannya atas Cha Quan,
Hua Quan, Pao Chuan , Bajiquan , dan Tai Chi Chuan .
Di awal hidupnya, Wang adalah anggota kelompok revolusioner bawah tanah
yang dikenal sebagai "The Righteous and Harmonious Fists" selama
Pemberontakan Boxer[1898 -- 1901]. Hal ini diyakini timbul dari
kenyataan bahwa Zi Ping pernah tinggal sebagian besar hidupnya di bawah
kekuasaan kolonial Eropa. Pemberontakan Boxer ini sama sekali bukan
pemberontakan anti pemerintah Qing. Justru mereka mendukung pemerintah
Qing dalam menghadapi kekuatan kolonial barat yang makin menguasai
China. Slogan mereka adalah "dukung Qing, hancurkan orang asing".
Setelah pemberontakan ditumpas maka Wang Ziping melarikan diri ke Jinan
di Provinsi Shandong. Di sana ia bertemu dengan Yang Hongxiu, juga
seorang pelarian, seorang grandmaster Wushu. Kemudian Wang Ziping
belajar banyak dari Yang Hongxiu, salah satunya seni Cha Quan.
Kemudian perlahan-lahan Wang Ziping membangun reputasinya. Wang
mengembangkan "Quan Sdr Er Shr" (Dua puluh Jurus) serta "Ching Long
Jian" (Pedang Naga Hijau).
Dia digantikan oleh putrinya Ju-Rong Wang dan cucu-nya Grace Wu,
Xiaoping wu dan Helen Wu, yang kemudian menjadi ahli bela diri yang
terkenal di China.
Seratus delapan puluh kilometer dari utara Kota Terlarang (Beijing saat
ini), terletak Changzhou, tempat tinggal suku Hui. Hui adalah suku
Muslim di Cina. Namun, selain Islam, ada hal yang menjadi kecintaan
anggota suku, yakni tradisi seni bela diri.
Sebelum penemuan senjata, Wushu merupakan alat utama pertempuran dan
pertahanan diri di Cina. Para pemimpon Hui selalu mendorong anggotanya
mempelajari Wushu sebagai 'kebiasaan suci' demi memperkuat disiplin dan
keberanian untuk memperjuangkan sekaligus bertahan di tanah mereka.
Saat itu masjid-masjid, bagi suku Hui, bukan hanya tempat untuk
beribadah, tapi juga medan latihan bagi grandmaster untuk menempa
dasar-dasar Wushu kepada murid-murid yang antusias.
Seperti banyak Hui yang lain, Wang Ziping lahir di tengah keluarga
miskin. Ayahnya bekerja sebagai petinju bayaran. Saat masih bocah,
Ziping menunjukkan keinginan kuat belajar Wushu. Bela diri ini adalah
identitas Hui. Tidak ada Hui--yang saat itu hanya senilai upah
garam--akan berani menjalani hidup tanpa "Latihan Delapan belas Pukulan
Pertempuran" dan "Tinju Diagram Delapan" melekat pada tubuh dan pikiran.
Selain Wushu, Hui juga mendalami ajaran Islam. Dengan demikian kehidupan
Hui adalah campuran antara buruh miskin, latihan keras dan spiritual
mendalam. Kemampuan luar biasa mereka dalam Wushu bukan sesuatu yang
datang sekejap mata.
Begitu pula yang dialami Ziping. Di tengah pelajaran mengaji Al Qur'an,
Ziping juga harus mengangkat batu berat untuk membangun stamina,
kekuatan dan galian parit yang kian lama kiat luas begitu kemampuannya
melompat meningkat. Keseimbangan yang baik diasah dengan cara berbahaya.
Zipping ditanam dalam tanah.
Saat itu pula Zipping membaca lantunan zikir. Kekuatan dan
keseimbangannya pun bertambah berlipat ganda. Konsentrasi yang biasa
dilakukan saat shalat sebagai tuntutan dalam Islam menjadi tulang
punggung sesolid batu bagi gerakan mengalir Wushu.
Iklim di Changzou cukup sejuk ketika musim panas, namun dingin saat
musim salju. Dalam bulan-bulan musim dingin salju jarang turun sehingga
memungkina latihan tetap digelar. Zipping berlatih dengan seluruh elemen
untuk membuat tangguh tubuhnya. Begitu ia menginjak usia 14 tahun, ia
sudah bisa melompat lebih dari 3 meter dari posisi berdiri.
Sayang bocah dengan tubuh setegap pria dewasa dan kualitas petarung itu
tak memiliki guru. Ayahnya yang keras kepala menolak memasukkan Zipping
ke sekolah Wushu. Setengah putus asa mencari guru dan teman, ia jatuh ke
dalam komunitas rahasia yang menyebut diri mereka "Jurus Kebenaran dan
Keharmonian".
Akhirnya Wang Zipping memutuskan pergi dan mengembara ke selatan Jinan,
di mana ia menjadi musafir yang tinggal di sebuah Masjid Besar. Dalam
ruang utama masjid itulah, Zipping bertemu pria seperti dirinya, seorang
petinju. Ia bernama Yang Hongxiu, grandmaster Wushu yang akhirnya
menjadi gurunya.
Dan Zipping pun dengan serius mulai mempelajari gerakan burung dan
mamalia, seperti elang menukik menyambar mangsa, gerakan kelinci
melintas padang rumput, hingga lompatan jitu anjing menghindar dari
bahaya. Ia menyerap semua karakter gerakan itu kemudian menciptakan
gayanya sendiri. Stamina dan refleksnya yang kian berkembang, membuat
Zipping tak hanya kuat tetapi juga cepat--sebuah kombinasi mematikan
dalam Wushu.
Seorang dianggap Grandmaster ketika ia mampu menggunakan alat apa pun
sebagai senjata. Pengembangan kemampuan ini adalah seni sekaligus
kebutuhan dalam Wushu. Zipping, menjadi luar biasa fasih dengan semua
senjata utama.
Dia sangat mahir terutama dalam melakukan Qinna, yakni teknik sergapan
yang dapat mengunci sendi dan otot-otot lawan dalam persiapan melakukan
serangan dahsyat; Shuaijiao. Nama yang terakhir itu adalah gaya
bertarung tangan kosong yang menggabungkan prinsip Tai Chi, Hard Qigong
dan Teknik
Meringankan Tubuh.
Ia mendapat pengakuan sebagai seniman bela diri yang utuh. Pada saat
bersamaan ia juga pakar dalam trauma tulang. Ia mengombinasikan
pengetahuan mendalam dalam Qinna dengan ketrampilang mengatur tulang.
Akhirnya ia menemukan sistem penyembuhan untuk cedera Wushu dan olahraga
di utara Cina.
Legenda Klasik
Banyak kisah, ada yang asli dan juga sekedar mitos, yang telah
disematkan pada sosoknya. Namun yang selalu diulang adalah kisah satu
ini.
Selama melakukan praktek pengobatan di Jiaozhou, Jerman ditugaskan untuk
membangun rel kereta api dari kawasan itu menuju Jinan. Proyek
mercusuar itu adalah harga mahal yang harus dibayar setelah Ratu Ci'xi
gagal dalam pemberontakan tinju. Rel dibuat dengan yang tujuan
memperluas dan mengkokohkan kontrol Eropa atas daratan Cina.
Reputasi Zipping bukannya tak diketahui oleh Jerman. Lebih cerdas dan
berani dari pada koleganya, para Jerman berupaya mempermainkannya.
Seorang petinggi militer Jerman bersiasat dengan menempatkan
penggilingan batu besar di depan stasiun rel kereta api dan menantang
siapa pun untuk mengangkatnya.
Zipping yang tidak pernah bisa tahan dengan penghinaan terhadap orang Cina, secara alami langsung gusar.
Seperti yang diharapkan Jerman, Zipping masuk perangkap.
"Bagaimana kalau saya bisa mengangkatnya," tanya Zipping.
"Maka gilingan itu menjadi milikmu," para Jerman menjawab dengan tampang mengolok-olok.
"Bila saya gagal?"
"Maka kamu harus membayar,"
Zipping denga mudah mengangkan gilingan batu itu, meninggalkan para
Jerman tercengang-cengang. Seorang warga Amerika yang bekerja sebagai
guru fisika di tempat itu, menyaksikan aksi Zipping. Ia pun menantang
duel.
Saat berjabat tangan mengawali pertandingan, tiba-tiba si Amerika dengan
kuat memegang tangan Zipping dan berupaya membantingnya ke tanah.
Zipping secepat kilat menyapukan kaki ke bagian bawah tubuh lawannya dan
membuatnya ambruk.
Karena reputasinya, Zipping ditunjuk sebagai kepala Divisi Shaolin di
Institut Pusat Seni Bela Diri. Ia juga pernah menjabat wakil presiden
Asosiasi Whusu Cina, organisasi Wushu tertinggi di CIna.
Ia memegang banyak gelar dan tanggung jawab, termasuk konsultan sejumlah
rumah sakit besar di penjuru Cina. Karirnya sebagai pakar bela diri
juga kian menajam setelah ia melakoni banyak duel dengan orang asing. Ia
selalu ingin membuktikan bahwa Cina bukan ras inferior.
Meski dalam usia senja, Zipping tak pernah kehilangan kekuatan dan
kecepatannya. Pada 1960 ketika ia menjadi pelatih dan direktur grup
pelajar Wushu yang menyertai perdana menteri saat itu, Zhou Enlai,
melawat ke Burma, ia diminta mendemonstrasikan kemampuannya. Di depan
tuan rumah ia menampilkan jurus dengan senjata luar biasa berat, Pedang
Naga Hitam. Dengan teknik tinggi, kemampuan dan semangat muda, tak
satupun orang berpikir ia telah berkepala delapan.