Channel

Channel

Pages - Menu

Thursday, April 23, 2015

Metode/ Latihan peregangan statis dan peregangan pasif dapat menghasilkan point terhadap atlet karate saat kumite

Metode/ Latihan peregangan statis dan peregangan pasif dapat menghasilkan point

         Dalam melakukan serangan saat kumite kita harus semangat selain itu power, bentuk, dan timeingnya juga harus tepat baru serangan kita dinyatakan menghasilkan point. Namun saat kumite sering kali kita merasakan bahwa serangan kita itu menghasilkan point khususnya kizame, tetapi wasit tidak mengambilnya, ini dikarenakan kizame kita tidak sampai sasaran atau dikatakan tanggung atau serangan kita kelihatan kaku. Kizame yang tidak jauh dan kelihatan kaku seperti ini dikarenakan pinggang dan pinggul kita kurang lentur dan masih kaku, maka untuk menghasilkan pinggang dan pinggul yang lentur dibutuhkan latihan yang teratur agar kizame kita bagus dan menghasilkan point, salah satu latihannya adalah latihan peregangan statis dan peregangan pasif.
Peregangan Satis ialah pelaku mengambil sikap sedemikian rupa, sehingga meregangkan suatu kelompok otot-otot tertentu.

Peregangan Pasif ialah pelaku merilekskan (menyantaikan) suatu kelompok otot tertentu, kemudian temanya membantu meregangkan otot tertentu, kemudian temanya membantu meregangkan otot tersebut secara perlahan-lahan, sampai titik kelenturan (fleksibilitas) maksimum tercapai, tanpa keikutsertaan secara aktif dari pelaku. Sikap peregangan ini dipertahankan selama kurang lebih 20-30 detik.

Alter.J, (2008) megatakan peregangan dapat;


  1. Mengurangi adanya ketegangan pada otot
  2. Dalam hal ini otot punggung dan otot pinggang atlet karate yang dulu tegang dan kaku akan dilenturkan sehingga kizamenya akan bagus.
  3. Meningkatkan efesiensi dalam proses reciprocalinnervation, (sehingga memudahkan otot-otot berkontraksi dan rileks secara lebih cepat dan lebih efisien.
  4. Selain menghasilkan punggung dan pinggang yang lentur peregangan juga dapat meningkatkan kecepatan kizame, peregangan pasif juga akan membuat gerakan atlet akan lebih rileks sehinnga kizamenya bagus dan menghasilkan poin.
  5. Meningkatkan kecepatan perjalanan sinyal syaraf yang memerintah-kan gerak tubuh.
  6. Dengan melakukan peregangan pasif  akan bermanfaat meningkatkan daya tangkap atlet dan meningkatkan kecerdasan fisik atlet. Misalnya; tidak buru-buru melakukan serangan sehingga dia akan menunggu timeing yang tepat. Jika perlu dia memberi gerak tipu terlebih dahulu. Atau, jika lawannya menghindar dia akan tau melakukan apa selanjutnya. Selain dari itu tentunya kizamenya akan cepat (baik saat melakukan serangan maupun saat menarik tangannya)
  7. Dan lain sebagainya



Latihan peregangan statis untuk atlet karate pemula yang di sarankan

                         
                                               Sumber gambar: Alter.J, (2008)

Keterangan :

23       : Urat daging tumit (tendon achilles)
60, 62, 64: Paha bagian belakang (hamstrings)
96, 104 : Adductors
134 : Quadriceps
137 : Flexors Pinggul
162 : Pantat dan pinggul
179 : Abdomen dan pinggul
205 : Punggung bagian bawah
221 : Batang tubuh bagian samping



Latihan peregangan Pasif untuk atlet karate lanjutan yang di sarankan

                                           
                                             Sumber gambar: Alter.J, (2008)

Keterangan :

28 : Urat daging tumit (tendon achilles)
67, 69 : Paha bagian belakang (Hamstrings)
112, 113 : Adductors
144, 147 : Quadriceps
173 : Flexor Pinggul
229 : Batang tubuh bagian samping
248 : Leher bagian belakang
293 : Peregangan bagian luar (external rotators)




Setelah latihan di atas baru kita tes kelentukan/kelenturan badanya, apakah sudah meningkat atau seperti awal latihan. Kalau meningkat berarti latihan yang kita berikan sudah tepat. Kemudian selanjutnya kita tes kumite. Apakah serangan kizamenya sudah bagus atau apakah kizamenya sudah berhasil menghasilkan point menurut kriteria yang berlaku. Apakah manfaat latihan peragangan yang ke 6 di atas sudah tercapai. Kalau belum latihannya belum tepat atau perlu latihan yang lain atau kita lihat dan kita perhatikan di bagian mana lagi  kelemahannya, apakah fisiknya yang kurang, apakah, powernya yang kurang, apa ketepatannya yang kurang, kita lihat semua.

Tes Kelentukan
Tes Sit and Reach


Agar lebih jelas bagaimana dan cara pelaksanaan Tes Sit and Reach itu seperti apa baja buku Sajoto (1988).

Sumber: Buku Latihan dan Melatih Karateka (2014)

No comments:

Post a Comment