.

Psikologi Olahraga Karate

Posted by Berman HS Sunday, July 14, 2013 0 komentar

Psikologi  Karate

Karate merupakan cabang olahraga yang diperlombakan untuk Putra dan Putri mulai dari tingkat Daerah, Nasional, maupun Internasional, seperti Pekan Olahraga Daerah (Porda), Kejuaran Daerah (Kejurda), Pekan Olahraga Nasional (PON), Kejuaran Nasional (Kejurnas), Asean Games, dan Olimpiade. Kejurda merupakan multi event kejuaraan satu tahunan dengan mempertandingkan banyak cabang termasuk didalamnya adalah karate yang dilaksanakan secara bergiliran dari satu Provinsi ke Provinsi lainnya, disamping itu Kejurda merupakan gambaran serta potret pembinaan prestasi olahraga karate di Daerah.
Dalam Kejurda tahun 2013 ini olahraga karate yang dilombakan yaitu kata dan kumite. Pencapaian suatu prestasi memerlukan proses latihan yang panjang, teratur, terarah dan berkesinambungan. Dimulai dengan menemukan bibit atlet berbakat dalam hal ini adalah atlet karate dan kemudian dibina melalui latihan yang teratur, terarah, terencana dan dengan penguasaan aspek fisik teknik, taktik, dan mental. Untuk melahirkan seorang juara tidak dapat terlepas dari peran seorang pelatih. Atlet yang berbakat sejak lahir atau pembawaan merupakan modal dasar lahirnya seorang juara, namun atlet tidaklah cukup hanya bermodalkan bakat, akan tetapi bantuan dari pelatih-pelatih yang menguasai berbagai disiplin ilmu mutlak diperlukan. Pelatih yang baik adalah pelatih yang dapat memahami dan mengerti situasi dan kondisi dilapangan dan dalam melakukan proses melatih seorang pelatih sebaiknya menguasai ilmu kepelatihan tentang cabang olahraga yang digelutinya. Berdasarkan kenyataan di lapangan banyak ditemui pelatih karate yang sebagian dari mereka tidak mendalami ilmu kepelatihan cabang olahraga karate, hanya dengan modal pengalamannya sebagai mantan atlet, tetapi dapat membawa atletnya menjadi juara.
Namun terdapat juga pelatih yang mempunyai atau telah menempuh pendidikan formal ilmu kepelatihan tidak dapat menjadikan atletnya untuk meraih prestasi yang maksimal. Secara umum masih banyak pelatih maupun karateka yang beranggapan bahwa prestasi yang tinggi dapat dicapai apabila seorang karateka giat berlatih secara terus menerus. Kadang pelatih hanya memperhatikan pembinaan fisik dan keterampilannya semata dengan mengesampingkan atau kurang memberikan perhatian khusus terhadap hal-hal yang menyangkut aspek mental, sehingga mengakibatkan kurang optimalnya penampilan karateka  dalam suatu pertandingan. Menurut Gunarsa, dkk. (1996: 6) peranan aspek mental bertanding dalam suatu perlombaan meliputi: peningkatan kemampuan mempertahankan daya juang, konsentrasi dalam situasi yang menegangkan, mengendalikan stres yang berlebihan, menganalisis situasi pertandingan secara tepat, membedakan antara faktor-faktor yang perlu diperhatikan dan diabaikan serta mengambil keputusan yang tepat dalam situasi pertandingan yang berubah-ubah.
Pesatnya arus globasisasi ditambah dengan maraknya berbagai inovasi dewasa ini membuat dunia olahraga tidak dapat lagi mengandalkan pada bakat, kekuatan, kecepatan, latihan-latihan fisik untuk meningkatkan prestasi. Salah satu faktor lain yang harus diperhitungkan adalah faktor psikologis, faktor ini adalah yang menentukan penampilan (performance)  atlet dalam pertandingan. Menurut Harsono (Seperti di kutip Gunarsa , 1996: 49) bahwa  “penampilan puncak seseorang atlet 80% dipengaruhi oleh aspek mental dan hanya 20% oleh aspek yang lainnya”. Lebih lanjut Garfield (seperti dikutip Gunarsa, 1996: 122) secara tegas mengatakan bahwa “sebagian besar atlet yang mencapai sukses mencapai puncak prestasi sebanyak 60% sampai 90% dipengaruhi oleh faktor mental dan kemampuan atlet menguasai kondisi psikologisnya”.

Atlet yang sudah dipersiapkan dengan kondisi fisik dan tehnik-taktik yang bagus namun selalu ada masalah di dalam diri atlet, misalnya sebelum pertandingan atlet mengalami kurang percaya diri, khawatir, gelisah, mengeluh, dan gejolak-gejolak kecemasan lainnya . Hal ini tentu akan mempengaruhi penampilannya seperti tidak memperhatikan pertahanan, tidak mengkontrol gerakan (serangan), dan menurunnya prestasi seperti prestasi waktu berlatih. Sehingga disini perlu bantuan dari seorang pelatih yang mana pelatih yang mengerti akan ilmu psikologi. Berikut ini beberapa ilmu psikologi pelatih
1.      Intimasi (keakraban antara pelatih dan atlet) artinya pelatih harus dapat membagun keakraban dengan atlet agar atlet merasa santai jika ada tekanan pada diri atlet atau dalam ilmu kepelatihan di sebut tipe pelatih yang People Centere. Namun disini pelatih harus dapat membedakan dan memilah-milah antara tipe pelatih People Centere dengan tipe pelatih Otoriter artinya pelatih harus tahu pada saat kapan pelatih menggunakan People Centere dan dan pada saat kapan menggunakan Otoriter. karena tipe People Centere ini juga dapat mengurangi kecemasan atlet.
2.       Pelatih juga harus tahu kebosanan atlet (apakah dia bosan atau tidak mengikuti latihan) dan bagaimana mengatasinya.
3.      Emosi atlet.
4.      Kecemasan atlet waktu bertanding maupun sebelum bertanding maupun sebelum hari bertanding. Pelatih harus tahu ciri-ciri atlet yang cemas, harus tahu membuat angket dan bagaimana mengatasinya. Yang paling penting menyusun programlatihan khusus mental atlet agar atlet tidak lagi merasa cemas jika menghadapai pertandingan.
5.      Pelatih juga harus tahu apa motivasinya untuk menjadi atlet (intrinsik atau ekstrinsik) karena motivasi intrinsik semangatnya lebih kuat.
6.      Bagaimana cara meningkatkan motivasi atlet.
7.      Bagaimana cara agar atlet percaya kepada pelatihnya karena salah satu sumber kecemasan atlet adalah dari pelatih.
8.      Pelatih yang mengharuskan atletnya juara, ini akan merusak mental atlet.
9.      Bagaimana cara menawarkan hadia kepada atlet jika juara. Pelatih disini perlu mengetahui profil atlet.
10.  Bagaimana jika kalah.
11.  Kecemasan pada olahraga karate lebih besar dari pada kecemasan olahraga kelompok. Karena selain kontak fisik yaitu takut cidera. olahraga ini juga olahraga individual yaitu bertarung sendiri tengah-tengah penonton sehingga menimbulkan banyak kecemasan pada diri si atlet.

Sumber: buku melatih dan melatih karateka (2014)
TERIMA KASIH ATAS KUNJUNGAN SAUDARA
Judul:

Psikologi Olahraga Karate


Ditulis oleh Berman HS
Rating Blog 5 dari 5
Semoga artikel ini bermanfaat bagi saudara. Jika ingin mengutip, baik itu sebagian atau keseluruhan dari isi artikel ini harap menyertakan link dofollow ke http://simbolonbermanhot.blogspot.com/2013/07/psikologi-olahraga-karate.html. Terima kasih sudah singgah membaca artikel ini.
Comments
0 Comments

0 komentar:

Post a Comment

Total Pageviews

Ricky Pratama support Eva's Blog - Original design by Bamz | Copyright of BLOG BERMAN HS.

Follow

Follow

Forum Karate

                 
Flag Counter


Silahkan masukkan nomor resi POS anda, kemudian klik search.



Silahkan masukkan nomor resi Tiki anda, kemudian klik search.



Silahkan masukkan nomor resi JNE anda, kemudian klik search.

macam-macam olahraga

Pembayaran melalui Bank berikut :

Norek : 5323-01-004929-53-4
An. Bermanhot Simbolon

Translate

macam_macam penyakit

Jumlah Pengunjung

jasa dan bisnis

forum guru

Translite